Skip to main content

Pengertian Filsafat dan Manfaat Mempelajari Filsafat

Table of Content [ ]

Pojokbaca.org - Filsafat adalah usaha berpikir yang jelas dan tegas mengenai seluruh realitas, memiliki potensi untuk menggerakkan pemikiran dan membawa manusia menuju pemahaman yang mendalam. Dengan pemahaman tersebut, manusia dapat melakukan tindakan yang lebih sesuai dengan kebenaran.

Pemikiran yang mendalam menjadi inti dari filsafat, di mana pemahaman terhadap perkembangan pemikiran diperlukan untuk menggali kebenaran. Studi filsafat juga dapat membantu membangun kepercayaan keagamaan berdasarkan kedewasaan intelektualitas. Filsafat dapat memberikan dukungan kepada keyakinan keagamaan, selama keyakinan tersebut tidak bergantung pada konsepsi ilmiah kuno, sempit, dan dogmatis.

Pengertian Filsafat Secara Umum

Secara harfiah, filsafat bermakna "cinta akan kebijaksanaan" (philosophia), di mana kebijaksanaan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis. Manusia selalu berupaya untuk mencapai pemahaman menyeluruh terhadap kebijaksanaan, walaupun tidak mungkin mencapai pemahaman lengkap.

Beberapa orang memahami pengertian filsafat sebagai satu teori umum mengenai suatu hal, terutamanya mengenai bagaimana mendekati satu permasalahan yang besar dan penting.

Dalam kasus ini, kata filsafat mungkin bisa diganti dengan teori. Lebih umum lagi, dalam pengucapan setiap hari, filsafat lebih banyak bermakna pemikiran atau pendapat. Pernyataan jika "dia berfilsafat ini," tujuannya ialah "dia memiliki pendapat semacam itu."

Filsafat juga dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang atau kelompok, atau sebagai teori umum tentang cara mengendalikan hidup dan kehidupan. Dalam penggunaan sehari-hari, filsafat sering dihubungkan dengan keinginan untuk memikirkan masalah secara mendalam, abstrak, dan tidak terbatas pada tuntutan lahiriah.

Plato mengartikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala hal yang ada, sementara Aristoteles mengaitkannya dengan pengetahuan yang menyelidiki sebab dan asas semua benda. Immanuel Kant melihat filsafat sebagai pengetahuan dasar yang melibatkan persoalan metafisika, norma, agama, dan antropologi.

Sistematika filsafat melibatkan tiga cabang utama: teori pengetahuan (epistemologi), teori hakikat (ontologi), dan teori nilai (aksiologi). Teori pengetahuan membahas langkah-langkah mendapatkan pengetahuan, teori hakikat mengkaji benda dan realitas, sementara teori nilai membahas nilai dan tindakan.

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli

Sudah banyak beberapa ahli filsafat yang memberi pemahaman dan pengertian mengenai filsafat. Namun, ada keberagaman dalam memberi pengertian dan merumuskan pengertian itu. Perihal ini muncul karena masing-masing ahli filsafat atau filsuf itu memiliki ide yang tidak sama dengan filsuf lainnya dan mempunyai dasar pertimbangan dan pandangan yang lain juga. Berikut pendapat beberapa filosof mengenai pengertian filosofi.

Plato (423-347 SM), sebagai halnya dicatat oleh Alisyahbana, mengartikan filsafat sebagai pengetahuan segala hal yang ada. Aristoteles mengartikan sebagai pengetahuan yang menyelidiki sebab dan azas semua benda.

Abu Bakar Atjeh menjelaskan, diambil dari keterangan Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), kalau pengertian filsafat yaitu pengetahuan mengenai suatu hal yang Maha Agung dan usaha memahaminya.

Sementara menurut al-Farabi, kata Aboe bakar Atjeh lebih lanjut, filsafat yaitu ilmu dan pengetahuan mengenai alam maujud dan menyelidiki hakekatnya.

Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan dasar dan pangkal semua pengetahuan yang meliputi beberapa persoalan metafisika, yang menjawab pertanyaan apa yang bisa dijumpai manusia. Masalah norma yang menjawab apa yang bisa ditangani manusia. Masalah agama yang menjawab sampai di mana keinginan manusia. Antropologi yang bakal menjawab pertanyaan apa yang disebut manusia. Sudah pasti beberapa persoalan itu yang selalu ditemui oleh manusia membutuhkan jawaban yang urgent dan radix, hal itu bisa ditangani dengan pendekatan filsafat.

Menurut W.P. Montaque, "philosophy is the attempt to give a reasoned conception of universe and of man's place in it", maknanya filsafat adalah usaha memberikan satu ide akliah mengenai semesta alam dan tempat manusia didalamnya.

Sedang J.A. Leighton menjelaskan, "a complete philosophy includes a world view, or reasoned conception of the whole cosmos, and a life view, or doctrine of values, meaning and purpose of human life". Maknanya, suatu filsafat yang komplet, meliputi pandangan dunia atau ide logis mengenai keseluruhan kosmos dan suatu pandangan hidup atau doktrin nilai-nilai, makna-makna dan arah hidup manusia.

Sedangkan menurut Harold Titus sendiri mengenai filsafat yang dia jelaskan yaitu "philosophy is an attitude toward life and the universe" maknanya, filsafat adalah sikap mengenai hidup dan semesta alam. "philosophy is a methode of reflective thinking and reasoned inquiry", filsafat sebagai satu mertode berpikir reflektif dan penyidikan logis. "philosophy is a group of the problems", filsafat adalah seperangkat permasalahan, "philosophy is a group of system of thought", filsafat merupakan satu piranti teori atau sistem pemikiran.

Dari pengertian yang dikatakan Titus ini kelihatan jika pengkajian filsafat itu cukup susah, hingga ia mendefinisikan yang variatif, sesuai masalah yang sedang dia hadapi.

Sadruddin Sirazi, sebagaimana dikuti oleh Ali Mahdi Khan, mengatakan jika filsafat merupakan usaha menerjemahkan berdasar pada akal pikiran dan semua semesta alam secara struktural dan mempunyai tujuan menuju pemikiran filosofis, seperti mengulas mengenai Tuhan, mengenai bermacam jenis hal dan segala hal yang kemungkinan terjadi.

Fuad Hasan mendefinisikan filsafat sebagai satu usaha manusia untuk memahami bermacam aktualisasi realita lewat usaha berpikir sistematis, urgent dan radikal yang diawali pada suatu hal akar permasalahan, sehingga mencapai kesimpulan yang universal.

Searah dengan pengertian tersebut, Mulder menjelaskan jika filsafat adalah pemikiran teoritis mengenai suatu realita sebagai keseluruhan.

Sistematika Filsafat

Hasil berpikir mengenai segala hal yang ada dan kemungkinan ada itu tadi sudah banyak terkumpul dalam buku-buku tebal dan tipis. Sesudah disusun secara sistematis, dia diberi nama sistematika filsafat, dikatakan susunan filsafat. Sebab object riset filsafat luas sekali dan sifat risetnya yang dalam, hasil riset itu semakin bertambah terus dan tidak ada yang dibuang, karena itu hasil pertimbangan yang terkumpul dalam sistematika filsafat jadi banyak. Karena banyaknya , jangankan mempelajarinya, membaginya pun juga ribet.

Oleh sebab itu, tidak seorang juga yang berani mengaku pakar dalam filsafat, paling dia cuman seorang pakar dalam nalar atau pakar dalam filsafat hukum, atau pakar dalam eksistensialisme saja. Kita akan coba menyaksikan cabang-cabang filsafat sampai yang kecil-kecil agar kita memahami kapling-kaplingnya.

Perlu diulangi kembali jika dalam garis besarnya, filsafat memiliki tiga cabang besar, yakni teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai. Teori pengetahuan pada intinya mengulas langkah mendapatkan pengetahuan atau disebut epistemologi. Teori hakikat mengulas semua object dan hasilnya adalah pengetahuan filsafat yang disebut ontologi. Yang ke tiga, teori nilai, atau disebut aksiologi, mengulas untuk pengetahuan tadi.

Manfaat Mempelajari Filsafat

Faedah atau manfaat mempelajari filsafat sebagai berikut ini:

  1. Filsafat membantu, mendidik, dan membentuk diri sendiri. Dengan berpikiran lebih dalam, kita mengetahui dan mengalami mengenai kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita teliti malahan memaksa kita berpikir, untuk hidup dengan sesadar-sadarnya dan memberi isi terhadap hidup kita sendiri.
  2. Filsafat memberikan pandangan yang luas ke kita, perihal ini untuk menghindari dari akuisme atau saya sentrisme maknanya untuk menghindar dari segalanya yang menyaksikan dan mengutamakan kebutuhan dan kesenangan diri kita sendiri.
  3. Filsafat memberi beberapa dasar, baik untuk hidup kita sendiri (khususnya dalam norma) atau untuk ilmu-ilmu pengetahuan yang lain seperti sosiologi, pengetahuan jiwa, ilmu pendidikan, dan lain-lain.
  4. Filsafat sebagai latihan untuk berpikir sendiri. Kita bukan hanya ikut-ikutan saja tapi secara kritis kita menyelidiki apa yang disampaikan orang. Kita memiliki opini sendiri, berdiri sendiri dengan harapan mencari kebenaran.
  5. Filsafat memberikan rutinitas dan kecerdasan untuk menyaksikan dan memecahkan beberapa persoalan dalam kehidupan setiap hari. Dalam filsafat, kita dilatih menyaksikan dahulu apa yang menjadi masalah, dan ini merupakan persyaratan untuk memecahkannya.

Manfaat-manfaat di atas ialah manfaat langsung yang dapat kita rasakan di kehidupan setiap hari. Hal ini memperlihatkan berhubungan dengan kehidupan praktis.

Referensi :

  • Prof. Dr. Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Umum “Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  • Waris dan Choirul Rofiq, Ahmad (edt.). 2014. Pengantar Filsafat, Ponorogo: STAIN po Press.
  • Sidi Ritaudin, M. 2015. Mengenal Filsafat dan Karakteristiknya, Lampung: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam IAIN Raden Intan Lampung.
  • Sumanto, Edi M. Ag. 2015. Filsafat Jilid I, Bengkulu: Penerbit Vanda.
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar