Skip to main content

Makalah Empirisme (Filsafat Berbasis Pengalaman)

Table of Content [ ]

Pojokbaca.org - Filsafat zaman modern lahir karena upaya keluar dari belenggu gereja pada zaman skolastik. Pada awalnya filsafat abad modern dimulai dengan tiga aliran, yaitu: aliran rasionalisme dengan pendirinya Rene Descartes (1596-1950 M), aliran empirisme dengan pendirinya Francis Bacon (1210-1292 M), dan aliran kritisisme dengan pendirinya Immanuel Kant (1724-1804 M).

Aliran empirisme merupakan paham yang menyatakan bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh dari hasil pengalaman manusia itu sendiri. Aliran empirisme lahir pada abad ke–17 setelah lahirnya aliran rasionalisme, pada saat itu diantara keduanya saling bertolak belakang, karena rasionalisme menganggap bahwa pengetahuan itu berasal dari rasio atau akal sehingga pengenalan inderawi menjadi suatu bentuk pengenalan yang samar. Sebaliknya empirisme mengatakan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman yang ditangkap dari panca indra.

Tokoh-tokoh aliran empirisme yaitu: John Locke (1632-1704), Thomas Hobbes (1588-1679), David Hume (1711-1776), George Barkeley (1665-1753). Dalam makalah ini kami ingin membahas apa itu empirisme, pemikiran dari tokoh-tokoh empirisme dan ilmu pengetahuan menurut empirisme.

Pengertian Empirisme

Empirisme berasal dari bahasa Yunani empiria yang artinya Pengalaman indrawi. Jadi empirisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan itu sendiri dan mengecilkan peranan akal (Atang,2008:264). Pada dasarnya empirisme sangat bertentangan dengan rasionalisme.

Rasionalisme yang menyatakan bahwa pengenalan sejati berasal dari akal (rasio), sehingga pengenalan panca indra merupakan suatu bentuk pengenalan yang samar, sebaliknya empirisme menyatakan bahwa pengalaman menciptakan ilmu pengetahuan dan empirisme menolak anggapan bahwa ketika manusia dilahirkan sudah membawa ilmu pengetahuan. sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan paling sempurna. . (Taufik, 2013: 115).

Empirise adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme lahir di Inggris dengan tiga eksponennya adalah David Hume, George Berkeley dan John Locke.

Ajaran empirisme memberikan kebimbangan kepada sains dan agama pada zaman modern filsafat, sehingga dapat diasumsikan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme sendiri berasal dari bahasa Yunani empeirin yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Untuk memahami isi doktrin ini perlu dipahami lebih dahulu dua ciri pokok empirisme, yaitu mengenai teori tentang makna dan teori tentang pengetahuan.

Teori makna dinyatakan sebagai teori tentang asal pengetahuan, yaitu asal-usul idea atau konsep. Sedangkan teori tentang pengetahuan menyatakan bahwa semua kebenaran adalah kebenaran a posteriori, yaitu kebenaran yang diperoleh melalui observasi.

Tokoh-tokoh Empirisme

Berikut ini adalah beberapa tokoh empirisme :

1. John Locke (1632-1704)

Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya memiliki rumah dan tahan di sekitar Pensford yaitu sebuah kota kecil di Bristol, ayahnya bekerja sebagai pemilik tanah, pengacara, dan tugas administrasi di pemerintah lokal.

John locke belajar di london dan masuk di fakultas kedokteran Universitas Oxford ia juga Jhon Locke pernah belajar di sekolah Westminster pada tahun 1647, di sana ia belajar bahasa-bahasa kuno seperti bahasa Latin, Yunani, dan Ibrani. Pemikiran filsafatnya banyak dipengaruhi oleh rene descrates, dibidang ilmu alam dipengaruhi oleh Boyle, john locke juga menajdi dokter pribadi dari lord shaftesbury seorang politik dan bangsawan.

John juga merupakan filsuf pertama yang menetapkan persoalan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dari pokok filsafatnya. John locke berpendapat bahwa pengetahuan sumber nya adalah dari pengalaman baik pengalaman lahiriah (sensasi) maupun pengalaman batiniah (refleksi), ia juga mengemukakan teori yaitu teori Tabula rasa.

Tabula rasa sendiri artinya lempengan lilin yang putih, licin yang siap menerima tempelan apa saja artinya, ketika manusia dilahirkan jiwanya masih putih bersih, seperti kertas putih yang belum tertulis apa-apa, yang intinya pada awalnya rasio manusia itu dianggap sebagai kertas yang masih bersih pada waktu dilahirkan dan seluruh isinya berasal dari pengalaman yang ditangkap oleh indra manusia yang melalui proses pengenalan barulah manusia itu mempunyai pengetahuan.(Mulyono, 2013: 3.19).

Pandangan locke terhadap lembaran putih ini sangat mirip dengan teori fitrah dalam filsafat islam yang diterangkan dalam QS. Ar-rum ayat 30. Yang mana manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.

2. Thomas Hobbes (1588-1679)

Thomas Hobbes dilahirkan dalam keadaan (Prematur) belum waktunya pada tahun 1588 di Malmesbury, ketika itu ibunya tercekam rasa takut oleh ancaman penyerangan spanyol ke inggris, ia pernah belajar di Universitas Oxford, kemudian ia menjadi guru pada keluarga yang sangat terpandang. Berkat ia mengajar di keluarga tersebut ia dapat membaca buku-buku, bepergian keluar negeri dan berjumpa dengan tokoh-tokoh terkenal.(Atang, 2008:267)

Pada tahun 160 kerajaan inggris yang dipimpin raja Charles I mengalami kegoncangan lalu ia melarikan diri ke prancis di sana ia mulai mengenal filsafat descrates dan filsuf-filsuf lainnya, di sana pula ia menulis buku yaitu “De cive”atau tentag warga negara dan Leviathan atau tentang negara. Thomas Hobbes ini sangat terkesan dengan ketetapan sains ia berusaha menciptakan filsafat atas dasar matematika.

Dan Hobbes sangat menolak tradisi sekolastik dalam filsafat dan berusaha menerapkan konsep-konsep mekanik dari alam fisika kepada pikirannya tentang manusia nya dan kehidupan mental. hal inilah yang mendorong ia menerima materialisme, mekanisme, dan determinisme. Oleh karena itu lah ia menulis karya pertamanya dalam filsafat yaitu Leviathan (1651) berisi tentang hubungan antara alam,manusia dan masyarakat.

Ajaran Thomas Hobbes ini yang terkenal adalah pendapatnya tentang filsafat politik, ia tidak setuju bahwa manusia menurut kodratnya adalah makhluk sosial. Hal tersebut mengakibatkan suatu egoisme radikal yaitu homo homoni lupus (manusia adalah manusia bagi manusia) akan tetapi, dalam keadaan demikian, manusia justru tidak mampu mempertahankan keegoisannya itulah sebabnya mereka akan takluk pada suatu kewibawaan (Atang,2008:268).

Jadi menurut pengikut Thomas Hobbes berpendapat bahwa pengalaman inderawi sebagai permulaan segaa pengenalan. Hanya yang dapat disentuh dengan inderalah yang merupakan kebenaran. Sedangkan pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan penggabungan data-data inderawi belaka.(Ahmad,2004:118)

3. David Hume (1711-1776)

David Hume lahir di Edinburgh, Skotlandia 7 mei 1711. Ayahnya seorang pengacara dan pemilik tanah, sedangkan ibunya adalah seorang kalvinis keras. Ia  belajar di Universitas Edinburgh dan mempelajari hukum, sastra dan filsafat. Ia lebih tertarik terhadap ilmu filsafat daripada ilmu-ilmu yang lain. Ia pernah bekerja sebagai diploma di Prancis, Italia, Austria, dan Inggris. Ia meninggal pada tahun 1776 di Edinburgh.(internet)

Pada usia 28 tahun David Hume sudah membuat karya pertamanya yaitu sebuah risalah tentang watak manusia (atreatise of human nature). Ia merupakan filsuf yang berbeda dari filsuf yang lainnya, ia mengambil kehidupan sehari-hari sebagai titik awal dari filsufnya. Menurut David Hume banyak kesalahan pemikiran pada abad pertengahan dan dari flsafat rasionalistik pada abad ke 17. David Hume mengusulkan untuk kembali pada pengalaman spontan kita menyangkut dunia.

Menurut David Hume manusia memiliki dua persepsi, yaitu kesan dan gagasan. Kesan yaitu pengindraan langsung atas realitas lahiriah. Sedangkan gagasan yaitu ingatan akan kesan-kesan semacam itu. Contohnya jika terbakar diatas open panas, kita akan mendapatkan kesan, setelah itu kita pasti akan mengingat bahwa kita terbakar. Kesan yang diingat itulah yang dikatakan oleh David Hume sebagai ”gagasan”.

Perbedaannya adalah bahwa kesan itu lebih kuat dan lebih hidup daripada ingatan reflektif terhadap kesan tersebut. Perasaan itulah yang asli, sedangkan gagasan dan refleksi itu hanyalah tiruan yang samar-samar. Dan kesan itulah yang menyebabkan langsung dari gagasan yang tersimpan dalam pikiran. David Hume menentang semua pikiran dan gagasan yang tidak dapat dijangkau oleh panca indra.(Solihin,2007:164-165)

David Hume merupakan filsuf empirisme dan puncak empirisme terjadi pada masanya, sehingga ia disebut sebagai ultimate skeptic, skeptic tingkat tertinggi. Ia dikatatakan sebagai seorang skeptis dan seorang empiristis sebab ia menggunakan prinsip-prinsip empiristis dengan cara yang paling radikal. Terutama pengertian substansi dan kausalitas (hubungan sebab-akibat) yang menjadi objek kritiknya, Ia tidak menerima substansi, sebab yang dialami ialah kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu terdapat bersama-sama.

Contohnya seperti putih, licin, berat, dan sebagainya. Tetapi atas dasar pengalaman tidak dapat disimpulkan bahwa dibelakang ciri-ciri itu masih ada suatu substansi tetap, contohnya seperti sehelai kertas yang memiliki ciri-ciri seperti putih, licin, berat dan lain-lain. Sebagai seorang empiris David Hume terlihat lebih konsekuen daripada Barkeley. (Atang,2008:274)

Barkeley berpendapat bahwa tidak ada subtansi-subtansi yang materil yang adalah pengalaman dalam roh saja ia berpendapat Ese estpercipi (Being is being perceived) yaitu dunia materiil sama saja dengan ide-ide yang saya alami. contohnya dalam bioskop, gambar-gambar film pada layar putih dilihat oleh para penonton sebagai benda-benda yang riil dan hidup. Seperti itu  pula menurut pemikiran barkeley ide-ide yang membuat itu saya melihat suatu dunia yang materiil dan begitu pula barkeley mengakui bahwa ia merupakan suatu substansi rohani.

Barkeley juga mengakui adanya Allah menurut nya Allah lah yang merupakan asal usul ide yang ia lihat. Jika kita mengatakan bahwa Allah menciptakan dunia yang kita maksud bukan berarti ada suatu dunia diluar kita melainkan bahwa Allah memberi petunjuk ide-ide itu kepada kita jika kita memahami perbandingan wujud ini dengan film seperti diatas tadi, boleh kita teruskan bahwasannya Allah lah yang memutar film itu dalam batin kita. (Atang, 2008:273).

Ilmu Pengetahuan Menurut Empirisme

Ilmu pengetahuan menurut aliran Empirisme adalah di anggap berasal dari pengalaman. Karna semua pengetahuan betapa pun rumitnya dapat dilacak kembali, dan apa yang tidak dapat di lacak bukanlah ilmu pengetahuan. Seorang yang beraliran empirisme biasanya berpendirian bahwa pengetahuan di dapat melalui pengumpulan yang secara pasif menerima hasil-hasil pengindraan tersebut.

Contohnya sebuah cerita yang dianggap mitos dan legenda tentang suatu tempat atau suatu hal yang belum jelas adanya seperti keberadaan Nyi Roro Kidul. Meski keberadaannya diyakini banyak orang namun hal tersebut belum dapat di buktikan dalam Ilmu Pengetahuan. Oleh karena itu lah belum dapat disebut sebagai Ilmu Pengetahuan.

Contoh dari mitos yang dapat dijadikan Ilmu Pengetahuan ketika perempuan yang sedang hamil muda memakan nanas dapat menggugurkan kandungannya. Ketika penelitian dilakukan dan ternyata memang terbukti nanas muda mengandung zat-zat yang menimbulkan reaksi terhadap rahim. Karna adanya zat-zat tersebut kemungkinan besar keguguran dapat terjadi. Sehingga mitos tentang nanas muda dapat menggugurkan kandungan dapat dijadikan suatu Ilmu Pengetahuan.

Penerapan Empirisme Dalam Kehidupan Sehari-hari 

Sering kali kita melakukan kegiatan dengan menggunakan panca indera. Contohnya seperti “Bagaimana kita mengetahui es itu dingin?” orang empirisme ini berpandangan bahwa es itu dingin karena orang itu pernah melakukan atau memiliki pengalaman sendiri dengan menyentuh es itu danmemperoleh pengetahuan yang ia sebut “dingin”. Artinya, menggunakan inderawi, kita akan mendapat pengetahuan yang menjadi pengetahuan kita kelak.

Contoh lain yaitu, belajar mengendarai sepeda. Sering kali disaat awal belajar mengendarai sepeda, kita sering gagal dan terjatuh berulang-ulang. Nah, dari situ kita bisa belajar bagaimana mengendarai sepeda agar tidak terjatuh lagi sesuai dengan pengalaman yang didapat.

Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwasannya empirisme adalah paham yang menyatakan bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh dari hasil pengalaman manusia itu sendiri. Aliran empirisme ini di bangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobbes (1588-1679).Tokoh-tokoh filsuf empirisme, dan mulai mengalami sistematisasi pada dua tokoh berikutnya yaitu John locke dan David Hume.

Puncak aliran empirisme terjadi pada masa David Hume. Ilmu pengetahuan menurut aliran empirisme adalah berasal dari pengalaman. Karna semua pengetahuan betapa pun rumitnya dapat dilacak kembali, dan apa yang tidak dapat di lacak bukanlah ilmu pengetahuan.

Referensi :

  • Mandailing, M. Taufik. 2013. Mengenal Filsafat Lebih Dekat. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta.
  • Selamet, Subekti Mulyono. 2013. Sejarah Pemikiran Modern. Banten: Penerbit Universitas Terbuka.
  • Sholihin, Muhammad. 2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat dari Klasik Hingga Modern. Bandung: CV Pustaka Setia.
  • Syadali, Ahmad. 2004. Filsafat Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar