Skip to main content

Ruang Lingkup Filsafat dan Cabang-cabang Kajian Filsafat

Table of Content [ ]

Pojokbaca.org - Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mengulas mengenai permasalahan ilmu secara mendalam yang mencakup penyelidikan mengenai beberapa ciri pengetahuan ilmiah dan langkah untuk mendapatkannya. Dalam masalah ini, filsafat ilmu terpusat dalam proses penyelidikan ilmiah tersebut.

Dalam kehidupan setiap hari, kemungkinan kata filsafat sudahlah tidak terasa asing ditelinga kita. Namun, tidak menutup kemungkinan tiap orang memahami akan arti filsafat itu. Walau sebenarnya filsafat terhitung induk dari semua ilmu dan pengetahuan. Dan tentu saja banyak pula yang mengetahui mengenai ruang lingkup filsafat itu sendiri. Berikut sedikit pemahaman berkenaan dengan ruang lingkup dan cabang kajian filsafat.

Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan

Filsafat sebagai induk dari pengetahuan yang mengulas sesuai dengan apa yang sudah ditelaah dan diteliti di dalamnya. Dilihat dari sistem dan objek studinya, filsafat dan ilmu pengetahuan ini mempunyai perbedaan, di mana ilmu pengetahuan itu sendiri cuma menyelidiki satu permasalahan dibidang tertentu saja dengan memakai sistem pengamatan atau uji coba dari bukti yang ada. Sedangkan filsafat, dia berpikir sampai ke belakang atau mungkin lebih dalam dari bukti-bukti yang terlihat.

Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentra, asal, atau dasar. Perihal ini dikarenakan filsafat lah yang disebut salah satu usaha manusia dibidang kerohanian yang dipakai untuk menggapai satu kebenaran atau mendapati pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan mengenai ilmu pengetahuan.

Dengan begitu, kedudukan filsafat ini mempunyai peranan yang penting untuk perubahan dan pembaruan ilmu pengetahuan itu. Di mana, secara substantif peranan peningkatan ini mempunyai pembekalan dan disiplin pengetahuan masing-masing agar menghadirkan teori subtantif. Selanjutnya, untuk teknisnya bisa dilaksanakan dengan wujud metodologi dengan mengoperasionalkan peningkatan konsep tesis dan teori ilmiah dari disiplin pengetahuan masing-masing.

Dasar dari filsafat ini dipakai untuk memberikan dasar filosofi atau memberi pengetahuan bermacam ide dan teori suatu disiplin pengetahuan, sampai memberi bekal kekuatan untuk membuat teori ilmiah. Filsafat ini ke depannya akan memberi alternatif yang bagus untuk dijadikan pegangan manusia.

Dalam melaksanakan pemahaman secara filosofis ini memakai tiga dasar yaitu, dasar ontologi (keunikan ilmu pengetahuan), dasar epistimologi (langkah kerja ilmu pengetahuan), dan dasar aksiologi (memberi nilai-nilai berkaitan aktivitas ilmiah). (Wahana, 2016).

Ruang Lingkup Kajian Filsafat

1. Metafisika

Metafisika berasal dari bahasa Yunani yakni metaphysika (beberapa hal yang ada setelah fisika). Aristoteles mendefinisikan ilmu pengetahuan berkenaan yang ada sebagai yang ada, yang ditentangkan. Biasanya banyak yang mengatakan metafisika sebagai study mengenai realita dan mengenai suatu yang riil. Kadang-kadang metafisika kerap di definisikan sama dengan ontologi (hakikat pengetahuan). Namun Anton Baker membandingkan di antara ke-2 nya. Metafisika cuma terjamah pada tingkat riset paling esensial, dan dengan sistem tertentu. (Semiawan, 1988).

Metafisika kerap dikatakan sebagai filsafat pertama kali dalam makna kalau cabang-cabang lain filsafat ada di bawah metafisika, dalam perannya sebagai "ratunya ilmu pengetahuan". Semua cabang filsafat bertumpu pada metafisika. Jalinan metafisika dengan cabang filsafat lainnya lebih dekat dan kuat jika dibanding dengan jalinan metafisika dengan ilmu-ilmu partikular. Cabang-cabang filsafat lainnya tidak bisa dipisah dari metafisika. Ulasan filsafat secara mendalam berkenaan semua realita (semuanya yang ada) adalah keterangan metafisika pada umumnya. (Bagus, 1991).

Secara umum metafisika dibagi menjadi:

  1. Metafisika Umum (Ontologi), meneliti berkenaan segala hal sekaligus.
  2. Metafisika Khusus (Kosmologi), ilmu pengetahuan mengenai struktur semesta alam yang mengulas mengenai ruang, waktu dan pergerakan.

2. Ontologi Filsafat

Istilah Ontologi berawal dari bahasa Yunani. Terdiri dari 2 kata, onto (yang ada) dan logi (ilmu pengetahuan/ajaran). Ilmu pengetahuan atau ajaran mengenai keberadaan sebagai makna dari Ontologi. Ontologi sering dipandang sama dengan metafisika umum yang biasa disebutkan sebagai proto filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan. Maka ontologi adalah filsafat yang mengulas berkenaan konsep dasar atau terdalam dari segala hal yang ada.

Sama seperti yang telah diuraikan kalau obyek material ontologi ialah yang ada, mencakup ada pribadi, umum, terbatas, tak terbatas, universal, mutlak, terhitung kosmologi, metafisika dan ada sesudah kematian atau sumber semua yang ada. Ontologi filsafat mengulas hakikat filsafat dan struktur filsafat. Lebih rincinya sebagai berikut.

a. Hakikat Pengetahuan Filsafat

Poedjawijatna (Pembimbing ke Alam Filsafat, 1974: 11) mendeskripsikan filsafat sebagai semacam pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya untuk segala hal berdasar akal pemikiran semata.

Habullah Bakry (Sistematika Filsafat, 1971: 11) mengatakan kalau filsafat adalah semacam pengetahuan yang menyelidiki segala hal dengan mendalam berkenaan ketuhanan, semesta alam, dan manusia, hingga bisa mendatangkan pengetahuan mengenai bagaimana hakekatnya sepanjang yang bisa diraih akal manusia dan bagaimana perilaku manusia itu semestinya sesudah mencapai pengetahuan itu.

b. Struktur Filsafat

Filsafat terdiri dari 3 cabang besar yakni :

  1. Ontologi, mengulas hakikat yang berbentuk pengetahuan mengenai inti semua hal.
  2. Epistimologi, sebagai langkah mendapatkan pengetahuan itu.
  3. Aksiologi, untuk mengulas suatu pengetahuan.

Mendalami ontologi sebagai cabang filsafat ini memiliki peranan dan kegunaan sebagai berikut ini:

  • Refleksi kritis berkenaan Obyek atau bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi dan postulat-postulat pengetahuan.
  • Filsafat ontologi membantu pengetahuan dalam membuat integral, komprehensif dan koherennya satu pandangan dunia.
  • Memberikan info dalam menangani persoalan yang oleh ilmu-ilmu khusus tidak bisa dipecahkan. Bermacam persoalan muncul dari pembagian obyek pengkajian pengetahuan satu dengan yang lain, di antaranya peluang terjadinya perselisihan bidang pengkajian yang diperebutkan, misalnya pengetahuan bio etika terhitung di dalam disiplin etika atau biologi.

3. Epistimologi Filsafat

Epistimologi sebagai salah satunya cabang filsafat yang meneliti betul atau kelirunya suatu pengetahuan. Epistimologi berawal dari kata episme yakni pengetahuan dan logos yang maknanya pengetahuan struktural/teori. Teori atau ilmu pengetahuan mengenai sistem dan beberapa dasar pengetahuan, terutamanya yang terkait dengan batasan-batasan pengetahuan dan legalitas/syah berlakunya pengetahuan itu sebagai pengertian epistimologi secara terminologi.

Permasalahan epistimologi erat berkaitan dengan beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan dan penekanannya pada bagaimana dan dengan fasilitas apa kita bisa mendapatkan pengetahuan, karenanya kita tidak mencoba mengenali beberapa hal yang selanjutnya tidak bisa dijumpai, tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah mengetahui.

Dalam suatu ketika dia ingin mengenali suatu hal karena itu dia menjelaskan isi hatinya dalam bahasa dan menanyakan mengenai suatu hal itu, keingintahuan itu karena dia takjub, lantaran tidak mengetahui akan hal sekelilingnya, karenanya manusia menanyakan untuk memberikan kepuasan hatinya itu. Dari permasalahan "tahu" bisa diambil suatu ringkasan bahwa ada empat tipe tanda-tanda "tahu", yakni:

  1. Manusia Ingin Tahu
  2. Manusia ingin mengetahui yang betul
  3. Objek tahu adalah yang ada dan yang kemungkinan ada
  4. Manusia tahu, jika ia tahu.

Epistimologi membahas hal, yakni obyek filsafat atau yang dipikirkan, langkah mendapatkan pengetahuan filsafat dan kebenaran pengetahuan filsafat.

  • Objek Filsafat, sistematika atau Struktur Filsafat dalam garis besar terdiri dari ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Tiap cabang filsafat didalamnya ditetapkan oleh obyek apa yang ditelaahnya. Misalnya bila dia memikirkan pendidikan karena itu jadilah filsafat pendidikan. Nah, seberapa kemungkinan luas yang bisa dipikirkan? Sangat luas. Yakni semuanya yang kemungkinan ada dan semuanya yang ada. Obyek sains lebih sempit dari obyek riset filsafat. Sebab sains cuma menelaah obyek yang ada, sedang filsafat mempelajari obyek yang ada dan kemungkinan ada.
  • Cara Mendapatkan Pengetahuan Filsafat, yang dilaksanakan filosof pertama kalinya ialah harus membahas (bertanggung jawab) langkah mereka mendapatkan pengetahuan filsafat. Berfilsafat ialah berpikir. Berpikir itu memakai akal. Kita terima jika akal itu ada dan dia bekerja berdasar satu langkah tidak begitu kita kenal. Nalar sebagai ketentuan kerjanya. Sepanjang akal itu bekerja menurut ketentuan nalar, kita bisa terima kebenarannya. Selanjutnya bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan filsafat? Jawabannya dengan berpikiran secara mendalam, mengenai suatu hal yang abstrak. Mungkin saja obyek pemikirannya suatu hal yang nyata, tapi yang bakal dijumpai olehnya adalah sisi "di belakang" obyek nyata itu.

Pengetahuan disebutkan mendalam itu kapan? Disebutkan mendalam ketika dia telah berhenti di tanda tanya. Ia tidak bisa maju kembali, di situlah orang berhenti, dan dia sudah mengetahui suatu hal itu secara dalam. Jelas kalau mendalam untuk seseorang belum pasti lagi mendalam untuk orang lain.

4. Aksiologi Filsafat

Aksiologi berasal dari kata axio (nilai/suatu hal yang bernilai) dan logos (akal, teori). Cabang filsafat aksiologi ini sebagai ilmu dan pengetahuan yang mengidentifikasi hakikat nilai, biasanya disaksikan dari pemikiran kefilsafatan. Aksiologi mencakup dua hal khusus, yakni Norma dan Seni.

Norma sebagai penilaian berkenaan sikap seseorang, dan seni sebagai penilaian yang mengevaluasi kreasi manusia dari sudut elok dan tidak baiknya. Aksiologi filsafat memiliki kegunaan untuk memprediksi hal negatif dalam perubahan kehidupan manusia hingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap ada di lajur kemanusiaan.

Aksiologi Filsafat ini merinci dua hal yakni manfaat pengetahuan filsafat dan langkah filsafat menyelesaikan permasalahan.

1) Manfaat Pengetahuan Filsafat

Untuk mengenali manfaat filsafat, kita bisa dengan menyaksikan filsafat sebagai tiga hal, yang pertama filsafat sebagai himpunan teori filsafat, kedua sistem pemecahan permasalahan dengan filsafat, dan yang ketiga filsafat sebagai pandangan hidup.

  1. Filsafat sebagai himpunan teori, mengenali teori-teori filsafat sangat penting karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Bila Anda tidak suka dengan Komunisme maka Anda harus mengetahui Marxisme, karena dalam Marxisme ada teori filsafat untuk Komunisme. Apabila Anda akan membangun dunia, baik dunia kecil (diri kita) atau dunia besar, Anda tidak bisa menghindari dari pemakaian teori filsafat. Maka sangat perlu untuk mengetahui teori-teori filsafat. Seorang yang bakal jadi pendidik dalam bidang filsafat juga perlu mendalami teori filsafat.
  2. Sistem pemecahan permasalahan atau methodology, filsafat di sini dipakai sebagai satu langkah atau bentuk pemecahan permasalahan secara dalam dan universal. Filsafat selalu mencari sebab paling akhir dan dari pemikiran seluas-luasnya.
  3. Filsafat sebagai pandangan hidup sama dengan agama, keduanya sama-sama memengaruhi sikap dan perbuatan penganutnya. Akan tetapi, agama dari Tuhan, sedang filsafat berawal dari pertimbangan manusia.

2) Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah

Manfaat filsafat dalam masalah ini tujuannya sebagai sistem dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan, atau juga dapat sebagai sistem dalam menyaksikan dunia. Tiap orang yang hidup pasti menghadapi bermacam permasalahan. Permasalahan maknanya kesusahan. Kehidupan akan lebih baik jika permasalahan bisa teratasi. Tiap orang memiliki langkah dalam menyelesaikan permasalahan yang berbeda, dimulai dari yang simpel sampai yang rumit.

Karakter filsafat dalam menyelesaikan permasalahan yakni secara dalam dan universal. Memiliki sifat mendalam, tujuannya dia ingin mencari akar atau asal permasalahan. Sedangkan universal maknanya dia menyaksikan permasalahan itu dalam jalinan yang seluas-luasnya supaya penuntasannya cepat dan berpengaruh luas.

Cabang-cabang Kajian Filsafat Khusus

Filsafat alam atau istilah lainnya disebutkan dengan kosmologi. Dalam kamus falsafah kosmologi dapat disimpulkan sebagai pengetahuan mengenai semesta alam, sebagai satu sistem yang logis dan teratur. Filsafat alam dipandang seperti cabang dari metafisika yang bergelut dengan beberapa pertanyaan berkenaan asal dan formasi alam raya, proses, kodrat hukum ruang dan waktu serta kausalitas.

  1. Filsafat manusia atau disebutkan dengan psikologi filosofis. Dikatakannya sebagai psikologi filosofis dianggap lebih pas karena dalam pengetahuan ini bukan hanya mempelajari jiwa tapi juga berkenaan dengan fisik, arwah dan daging. Dalam filsafat manusia ini dicarinya sebuah pengetahuan mengenai filosofis berkenaan kehadiran manusia melalui riset beberapa kegiatannya. Yang dipikirkan dalam pengetahuan ini mencakup asal mula kehidupan manusia, hakikat hidup manusia, rutinitas, kekuatan dan lain-lain.
  2. Teori pengetahuan atau istilah yang lain epistemologi. Bisa diartikan teori ini sebagai study kritis dan refleksif berkenaan hakikat dan keadaan pengetahuan manusia. Lebih detilnya cabang filsafat ini bergelut dengan pengetahuan manusia berkenaan dengan realita.
  3. Filsafat moral atau bisa disebutkan dengan etika. Filsafat ini walau sebagai pengetahuan tertentu, namun tetap memiliki jalinan yang demikian kuat dengan metafisika terutamanya dengan filsafat manusia. Obyek material yang dipakai dalam filsafat ini ialah aktivitas manusia yang dilaksanakan menurut kehendak. Sedangkan objek formalnya berbentuk beberapa prinsip perilaku manusia yang bisa mengarahkan perbuatannya pada tujuan akhir. Karena itu penilaian baik atau jeleknya dalam beretika berdasar pada pas tidaknya satu perbuatan dengan tujuan akhir.
  4. Teologi natural, dalam teologi natural ini bergelut dengan keberadaan Allah dan kodrat-Nya. Secara filosofis kita menimbang beberapa hal yang terbatas dan menentukan bermacam pembuktian berkenaan keberadaan Allah, sebagai pemicu pertama dari semuanya yang ada. Kemudian teologi ini akan mempelajari berkenaan kodrat Allah, metafisika yang berperanan sebagai teologi natural disebut ilmu ilahi (scientia divina).
  5. Cabang-cabang filsafat benar-benar khusus. Terdapatnya cabang-cabang filsafat khusus sebagai penjelasan selanjutnya dari cabang-cabang filsafat yang sudah terurai di atas. Berdasar pada beberapa prinsip filosofis, kita dapat melakukan filsafat pendidikan, filsafat seni, filsafat kebudayaan, filsafat ekonomi dan lain-lain. Keberagaman filsafat berkenaan bidang khusus jadi mungkin, karena beberapa periset mengandaikan sebuah pengetahuan berkenaan akar objek detil yang ditelaahnya. Pengetahuan itu telah sebagai metafisika, meskipun cuma secara implisit. Metafisika implisit bisa jadi eksplisit, yang disebut metafisika bidang (ilmiah): fisika, sejarah, psikologi, biologi, ekonomi, sosiologi. Dan metafisika yang terkait khusus dengan ilmu dan pengetahuan disebut dengan ontologi regional. Dalam tiap ilmu dan pengetahuan khusus berisi elemen metafisik yang berwujud akar dan beberapa prinsip dasar yang terbesit dari objek yang diulas.
  6. Logika, secara terminologi memiliki makna :pengetahuan yang memberi beberapa aturan untuk berpikir valid (shahih), maknanya pengetahuan yang memberi beberapa prinsip yang perlu dituruti agar bisa berpikir valid. Logika lebih banyak bergelut dengan tehnik berpikiran lempeng dan betul, tetapi bukan berkenaan kebenaran yang ada pada dirinya. Karena pada intinya permasalahan kebenaran sebagai objek ulasan dari filsafat pengetahuan, Logika bisa dikategorikan kebenaran dalam pengetahuan normatif, pengetahuan normatif ialah pengetahuan yang mengulas segala hal seperti suatu hal itu harus ada, pengetahuan normatif ialah lawan dari pengetahuan positif yaitu ilmu yang membicarakan segala sesuatu sebagaimana sesuatu itu adanya. Karena dia tidak membahas berpikir sebagaimana adanya, tetapi membicarakan berpikir sebagaimana semestinya, mengetahui persyaratan apa yang perlu disanggupi dalam berpikir mencapai ide kebenaran itu.

Kesimpulan

  1. Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai posisi sentra, asal, atau dasar. Hal ini disebabkan karena filsafat lah yang merupakan salah satu usaha manusia dibidang kerohanian yang dipakai untuk menggapai satu kebenaran atau mendapati pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan mengenai ilmu pengetahuan
  2. Dalam Ilmu filsafat mempunyai beberapa ruang lingkup, antara lain : Metafisika (Study mengenai realita dan mengenai suatu yang nyata), Ontologi (konsep dasar atau terdalam dari segala hal yang ada), Epistimologi (Sistem dan landasan-landasan pengetahuan, terutamanya yang terkait dengan batasan-batasan pengetahuan dan legalitas/syah berlakunya pengetahuan), dan Aksiologi (Penilaian berkenaan sikap seseorang, sedangkan seni sebagai penilaian yang mengevaluasi karya manusia dari sudut cantik dan buruknya).
  3. Dalam filsafat ilmu ada juga cabang-cabang ilmu khusus di antaranya: Filsafat manusia, Teori pengetahuan atau istilah lainnya epistemologi, Filsafat moral atau bisa disebutkan dengan etika, Teologi Natural dan Logika.

Referensi :

  • Bagus, L. (1991). Metafisika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
  • Poedja Wijatna. 1998.Tahu dan pengetahuan (Pengantar ke Ilmu dan Filsafah). Jakarta: Rineka Cipta.
  • Mehta Sing Partap, Jazir Burhan. Pengantar Logika Tradisional. Bandung.
  • Rizal Muntasir, dkk. 2013. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Semiawan, C. R. (1988). Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja Karya CV. 
  • Stefanus  Supriyanto. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
  • Wahana, P. (2016). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Diamond.
Article Policy: Diperbolehkan mengambil sebagian artikel ini untuk tujuan pembelajaran dengan syarat menyertakan link sumber. Mohon koreksi jika ditemukan kesalahan dalam karya kami.
Tutup Komentar